Featured Post
Featured Post
Mereka Yang Hendak Memadamkan Cahaya Allah
Allah Swt berfirman: يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ ...
Perbanyaklah Berdo'a Di Waktu Sujud, karena itulah saat terdekatmu dengan allah 'azza wa jalla, namun janganlah berdo'a dengan do'a dari al qur`an, berdo'alah dengan do'a dari al hadits shahih.
Dari Shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu,
"Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah do'a."
(Shahih, Muslim no. 482)
Dari Khalifah 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu,
"Rasulullah ﷺ melarangku dari membaca Al Qur`an ketika saya sedang rukuk atau sujud."
(Shahih, Muslim no. 480)
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Do'a apa saja yang biasa Rasulullah panjatkan dalam sujud panjang beliau ﷺ ?
Berikut adalah beberapa do'a dari Al Hadits Shahih yang dapat kita panjatkan kepada Allah As Sami'ul Mujiib (Ad Du'a) di dalam sujud sujud panjang kita:
1. Dari Shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu,
Bahwa Rasulullah ﷺ dalam sujudnya mengucapkan do'a,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
ALLAHUMMAGHFIRLII DZANBI
KULLAHU DIQQAHU WAJULLAHU WA AWWALAHU WA AKHIRAHU WA 'ALANIYATAHU WA SIRRAHU
(Yaa Allah, ampunilah semua dosa dosaku, yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, dan yang terang terangan maupun yang sembunyi sembunyi)
(Shahih, Muslim no. 483)
2. Bahwa 'Aisyah radhiallahu 'anha mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah ﷺ berdo'a dalam shalat:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA
MINAL MA`TSAMI WAL MAGHRAM
(Yaa Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit hutang)
(Shahih, Bukhari no. 2397)
3. Dari 'Abdullah bin Mas'ud, dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau pernah berdo'a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
ALLAHUMMA INNII AS ALUKAL HUDA WATTUQA WAL 'AFAAFA WALGHINA
"Yaa Allah yaa Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk, ketaqwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan (tidak meminta minta)."
(Shahih, Muslim no. 2721)
4. Dari Khalifah 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, dia berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada saya:
"Hai 'Ali, ucapkanlah do'a,
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي وَاذْكُرْ بِالْهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ وَالسَّدَادِ سَدَادَ السَّهْمِ
ALLAAHUMMAH DINII WASADDIDNII WADZKUR BIL HUDAA HIDAAYATAKATH THARIIQA WASSADAADI SADAADAS SAHMI
"Yaa Allah, berikanlah petunjuk kepadaku. Berilah aku jalan yang lurus. Jadikan petunjukMu sebagai jalanku dan kelurusan hidupku selurus anak panah"
(Shahih, Muslim no. 2725)
5. Abu Musa Al Asy'ari berkhutbah di hadapan kami,
"Wahai manusia takutlah kalian akan perbuatan syirik, karena dia lebih halus dari langkah semut."
Kemudian berdirilah 'Abdullah bin Hazn dan Qais bin Mudharib dan berkata:
"Demi Allah, kamu jelaskan semua apa yang kamu telah katakan atau kami benar benar akan mendatangi 'Umar baik diizinkah atau tidak."
Abu Musa berkata; "Bahkan, aku akan jelaskan apa yang telah aku katakan."
Pada suatu hari Rasulullah ﷺ berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda:
"Wahai sekalian manusia, takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut."
Kemudian seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kami harus menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut?"
Maka beliau menjawab:
Berdo'alah dengan membaca,
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
ALLAHUMMA INNAA NA'UUDZU BIKA MIN AN NUSYRIKA BIKA SYAIAN NA'LAMUHU WA NASTAGHFIRUKA LIMAA LAA NA'LAMU
Yaa Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami meminta ampun kepadaMu terhadap apa yang kami tidak ketahui
(Hasan Shahih, Imam Ahmad no. 18781 (19606) dan dinilai hasan shahih oleh Syaikhul Muhadits Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah (dalam Shahih Targhib Wat Tarhib no. 36)
6. 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendakNya."
Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a;
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
'Ya Allah, Dzat yang Memalingkan Hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepadaMu!'
(Shahih, Muslim no. 4798)
7. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata,
"Jika susah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanjatkan doa:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَلِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
LAA ILAAHA ILLALLAHUL 'ALIIMUL HALIIM LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUL 'ARSYIL 'AZHIIMI LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUS SAMAWAATI WA RABBUL ARDHI RABBUL 'ARSYIL KARIIMI
Tiada sesembahan yang hak selain Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, tiada sesembahan yang hak selain Allah, Tuhan pemelihara 'Arsy Yang Maha Agung, tiada sesembahan yang hak selain Allah Yang Memelihara Langit dan Bumi, Tuhan Pemelihara 'Arsy yang Mulia
(Shahih, Bukhari no. 6876)
8. Dari Sa'ad bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang mengatakan;
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL ISLAAMI DIINAN WA BI MUHAMMADIN RASUULAN
"Demi Allah, kamu jelaskan semua apa yang kamu telah katakan atau kami benar benar akan mendatangi 'Umar baik diizinkah atau tidak."
Abu Musa berkata; "Bahkan, aku akan jelaskan apa yang telah aku katakan."
Pada suatu hari Rasulullah ﷺ berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda:
"Wahai sekalian manusia, takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut."
Kemudian seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kami harus menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut?"
Maka beliau menjawab:
Berdo'alah dengan membaca,
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
ALLAHUMMA INNAA NA'UUDZU BIKA MIN AN NUSYRIKA BIKA SYAIAN NA'LAMUHU WA NASTAGHFIRUKA LIMAA LAA NA'LAMU
Yaa Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami meminta ampun kepadaMu terhadap apa yang kami tidak ketahui
(Hasan Shahih, Imam Ahmad no. 18781 (19606) dan dinilai hasan shahih oleh Syaikhul Muhadits Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah (dalam Shahih Targhib Wat Tarhib no. 36)
6. 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendakNya."
Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a;
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
ALLAHUMMA MUSHARRAFAL
QULUUBI SHARRAF QULUUBANAA 'ALA THAA'ATIKA
'Ya Allah, Dzat yang Memalingkan Hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepadaMu!'
(Shahih, Muslim no. 4798)
7. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata,
"Jika susah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanjatkan doa:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَلِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
LAA ILAAHA ILLALLAHUL 'ALIIMUL HALIIM LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUL 'ARSYIL 'AZHIIMI LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUS SAMAWAATI WA RABBUL ARDHI RABBUL 'ARSYIL KARIIMI
Tiada sesembahan yang hak selain Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, tiada sesembahan yang hak selain Allah, Tuhan pemelihara 'Arsy Yang Maha Agung, tiada sesembahan yang hak selain Allah Yang Memelihara Langit dan Bumi, Tuhan Pemelihara 'Arsy yang Mulia
(Shahih, Bukhari no. 6876)
8. Dari Sa'ad bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang mengatakan;
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL ISLAAMI DIINAN WA BI MUHAMMADIN RASUULAN
"Aku Ridha Allah
Sebagai Tuhanku, Islam Sebagai Agamaku Dan Muhammad Sebagai Rasul."
, maka wajib baginya untuk masuk syurga."
(Shahih, Imam Abu Daud no. 1306 dan dishahihkan oleh Syaikhul Muhadits Al Albani rahimahullah)
9. Dari Ummul Mu`minin 'Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu 'anha, dia berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam ruku' dan sujudnya memperbanyak membaca;
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
'SUBBUUHUN QUDDUUSUN, RABBUL MALAAIKATI WARRUH
(Maha Suci Tuhan para malaikat
dan malaikat Jibril)'."
(Shahih, Imam An Nasa'i no. 1038, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)
10. Dari Khalifah 'Umar bin Al Khathtab radhiallahu 'anhu berkata:
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Ya Allah berilah aku mati syahid dijalanMu, dan jadikanlah kematianku di negeri RasulMu, shallallahu 'alaihi wasallam"
(Shahih, Al Bukhari no. 1757)
Demikianlah beberapa Do'a yang bersumber dalam Al Hadits Shahih yang dapat kita panjatkan di dalam sujud sujud panjang kita. Janganlah merasa lelah dalam berdo'a kepada Allah, karena Allah sangat mencintai hambaNya yang berdo'a dan menangis memohon kepadaNya.
In syaa Allah
Jazaakumullahu Khairan
Semoga bermanfaat
(Shahih, Imam An Nasa'i no. 1038, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)
10. Dari Khalifah 'Umar bin Al Khathtab radhiallahu 'anhu berkata:
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Ya Allah berilah aku mati syahid dijalanMu, dan jadikanlah kematianku di negeri RasulMu, shallallahu 'alaihi wasallam"
(Shahih, Al Bukhari no. 1757)
Demikianlah beberapa Do'a yang bersumber dalam Al Hadits Shahih yang dapat kita panjatkan di dalam sujud sujud panjang kita. Janganlah merasa lelah dalam berdo'a kepada Allah, karena Allah sangat mencintai hambaNya yang berdo'a dan menangis memohon kepadaNya.
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Sungguh, Allah mendengar setiap do'a do'a kita, Allah tidak pernah sekali kali menyia-nyiakan do'a hambaNya. Lantunan do'a kita adalah Senjata Terkuat kita sebagai Muslim. Tanpa berdo'a kepada Allah, sungguh kita lemah dan sangat aniaya.Sungguh benar benar kita harus memperbanyak do'a kepada Allah karena kita membutuhkan Allah atas Segala Nikmat yang tidak terhitung dariNya, atas Ketetapan Hidayah Islam di dalam Hati kita, Ketetapan untuk Bertauhid (Kufur kepada Thaghut dan Beriman kepada Allah) dan Istiqamah melaksanakan Sunnah Mulia Rasulullah ﷺ hingga kematian kita yang dimana setiap muslim yang beriman pasti dan akan selalu merindukan Kematian Terindah dan Terbaik yaitu Kematian Syahid yang tergolong Kematian Husnul Khatimah.
In syaa Allah
Jazaakumullahu Khairan
Semoga bermanfaat
sumber dari: Islam Kaaffah 'Ala Minhajin Nubuwwah
Kalimat yang Agung ini لا اله الا لله memiliki dua rukun yaitu an-Nafyi (penafian / penolakan / pengingkaran) dan itsbat (penetapan / penegasan). Yang di maksud an-Nafyi ( لا اله ) yaitu menafikan semua yang di ibadahi selain Allah atau pengosongan. Dan aI-Itsbat ( الا لله ) yaitu menetapkan seluruh macam ibadah hanya kepada Allah saja tidak ada sekutu baginya. Penafian murni saja bukanlah Tauhid, penetapan murni saja itu pun bukanlah Tauhid, namun Tauhid itu harus menggabungkan antara keduanya. Makna لا اله الا لله yaitu tidak ada yang berhaq di ibadahi kecuali Allah, atau tidak ada yang berhak terhadap segala peribadatan ini tanpa disertai lainnya kecuali hanya Allah.
Kalimat tauhid ini menafikan 4 perkara dan menetapkan 4 perkara. 4 perkara yang dinafikan adalah: • Alihah (Rabb-Rabb) ialah apa saja yang engkau jadikan tujuan dengan melakukan sesuatu untuk mendapatkan manfaat atau menlak mudharat darinya • Thawaghit (Thaghut) Ialah apa dan siapa saja yang disembah dan ia rela dengan sesembahan itu, atau sesuatu yang dicalonkan sebagai sesembahan • Andad (Tandingan bagi Allah) ialah setiap sesuatu yang menjauhkan dari Dien Islam, baik itu keluarga, tempat tinggal, kerabat, maupun harta. semua itu bisa disebut andad bila menyebabkan jauh dari Dien Islam, hal ini berdasarkan firman Allah azza wa Jalla: "Dan diantara manusia ada rang yang menyembah Rabb selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai sebagaimana mereka mencintai Allah (QS. al-Baqarah: 165) • Arbab ialah seseorang yang menetapkan hukum, memberi fatwa yang menyimpang dari al-Haq, lalu dipatuhi oleh seseorang, sebagaimana firman Allah azza wa Jalla: "Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi) dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai Rabb selain Allah" (QS. al-Baqarah: 165) Sedangkan 4 perkara yang ditetapkan oleh kalimat ini adalah: • al-Qashdu al-Qashdu adalah tujuan, hendaklah seseorang tidak memiliki tujuan dan maksud (niat) kecuali kepada Allah azza wa Jalla. • at-Ta'dhim wal Mahabbah (Pengagungan dan kecintaan) at-Ta'dhim wal Mahabbah adalah (Pengagungan dan kecintaan), sebagaimana firman Allah azza wa Jalla: " Adapun orang-orang yang beriman, sangat besar cintanya kepada Allah"
(al-Baqarah: 165) • al-Khauf war Raja' al-Khauf war Raja' adalah rasa kekhawatiran dan pengharapan, sebagaimana firman Allah azza wa Jalla : "Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Yunus: 107) • at-Taqwa at-Taqwa (bertakwa) adalah berlindung / takut dari murka dan siksa Allah dengan cara meninggalkan Syirik dan seluruh kemaksiatan, memurnikan ibadah hanya kepada Allah dan mentaati perintah-Nya sesuai dengan syariat-Nya Ibnu Mas'ud Radiyallahu'Anhu berkata: "Hendaklah engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah di atas cahaya Allah karena mengharap pahala dari Allah, dan menginggalkan kemaksiatan berdasarkan cahaya Allah karena takut akan siksa Allah."
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. al-Maidah: 3)
sumber Mimbar Telegram
Hijrah 23.28 New Google SEO Bandung, Indonesia
Saat anak bertemu ibunya yang terpisah selama 50 tahun... Setelah sang Anak keluar dari penjara Israel..
Tahukah anda?
Diceritakan ada seorang wanita solehah yang meninggal, maka tiap kali penduduk desa ziarah kubur, mereka mencium harumnya mawar dari dalam kubur, kemudian suaminya menjelaskan, bahwa istrinya itu semasa hidup selalu membaca surah al-mulk, setiap mau tidur...
Sesungguhnya surat al-mulk
itu menyelamatkan dari siksa kubur.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ.
“Ada suatu surat dari al Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu : “Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)”
[HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad]
“Ada suatu surat dari al Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu : “Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)”
[HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هِىَ الْمَانِعَةُ هِىَ الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. وَفِى الْبَابِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ.
“Dia adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur.”
[HR. Tirmidzi]
[HR. Tirmidzi]
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ لاَ يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ (الم تَنْزِيلُ) وَ (تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ)
"Jabir berkata, “Nabi SAW tidak tidur sampai beliau membaca Alif laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi yadihil mulk (surat Al Mulk).”
[HR. Tirmidzi]
عن عبد الله بن مسعود قال : من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب.
"Abdullah bin Mas’ud RA berkata, “Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah SAW menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah (al Quran). Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.”
[HR. An Nasai & Al Hakim]
[HR. An Nasai & Al Hakim]
"Mereka tersenyum melihat nikmat yang diberikan rabnya salah satunya adalah bidadari surga hanya para syuhada' yang mendapatkan nikmat paling tinggi di sisi rab Nya karena ketulusan cintanya kepada rab Nya".
Bidadari adalah makhluk Allah yang berada disurga yang
disiapkan untuk pendamping orang-orang yang masuk surga yaitu orang yang
beriman dan bertaqwa. Surga merupakan tempat yang selalu di idam-idamkan
manusia, temapat yang indah penuh dengan kenikmatan.
Umat Islam meyakini adanya bidadari, istilah “huurin `iin”
dalam al-Quran, diterjemahkan sebagai bidadari yang bermata jeli, mereka
digambarkan selalu perawan, dengan umur sebaya yang diciptakan langsung tanpa
proses kelahiran, dan digambarkan fisik mereka seperti gadis remaja. Firman
Allah Swt.
“Dan (didalam surga itu) ada bidadari yang bermata jelita.”
(QS. Al-Waqi’ah : 22)
Memiliki kulit putih, bening, bersih dan lembut yang
sempurna, diibaratkan seperti telur yang tersimpan dengan baik, dan ibaratkan
pula para bidadari itu seperti permata yakut dan mutiara. Dijelaskan pula bahwa
para bidadari itu sangat sopan, selalu menundukkan pandangannya, mereka tidak
pernah disentuh oleh bangsa manusia atau jin.
Dari segi penciptaan bidadari berbeda dengan manusia yang
diciptakan dari tanah, malaikat dari cahaya dan iblis dari api. Dalam
penampilan fisik, bidadari digambarkankan sebagai sosok yang sangat cantik
jelita dan sempurna tanpa cela.
Dalam hal ini dalam sebuah hadits telah diriwayat dari Ibnu
Abbas ra. Sesungguhnya Nabi Saw. bersabda,
“Sesungguhnya didalam surga itu ada bidadari yang dinamakan,
“Aina” diciptakan dari empat unsur, yaitu, dari misik, kafur, anbar dan
za’faran.”
Dalam hadits yang lain diceritakan, “Bahwa Allah menciptakan
bidadari dari empat warna, yaitu, putih, hijau, kuning dan merah. Diciptakan
Allah tubuhnya dari za’faran, misik, anbar dan kafur, sedangkan rambutnya dari
sutera.”
Dalam Buku Hadil Arwaah Ila Biladir Afrah karangan Ibnu
Qayyim al-Jauziyah. Dijelaskan Dari bahan Apa Bidadari Surga diciptakan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra yang sanadnya
bersambung, Rasulullah Saw bersabda:
“Sekiranya bidadari surga meludah di tujuh lautan bumi,
pasti air nya akan berubah menjadi tawar, karena saking tawarnya mulut bidadari
surga tersebut. Bidadari bermata jeli diciptakan dari Za’Faran”
Za’faran : Adalah sejenis bunga berwarna ungu yang cantik,
yang tumbuh di zajirah Arab, tumbuhan ini memiliki wangi yang sangat harum,
serta banyak mempunyai khasiat yg berasal dari putiknya,sehingga bunga ini di
juluki bunga termahal di dunia.
Manusia diciptakan Allah dari bahan baku Tanah, dan manusia
adalah mahluk paling sempurna di muka bumi, dan memiliki paras dan rupa paling
bagus di muka bumi. Sekarang bayangkanlah seorang bidadari yang diciptakan dari
Za’faran, seperti apa sempurna dan cantiknya. Wallahua’lam.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra, yang sanadnya
bersambung, Rasulullah Saw bersabda:
“Cahaya memancar di surga kemudian penghuni surga mengangkat
kepalanya, Ternyata cahaya tersebut berasal dari cahaya gigi bidadari surga
yang bermata jelita yang sedang tertawa dihadapan suaminya”.
Diriwayatkan dari Laits bin Sa’ad dari Yazid bin Abu Habib
dari Walid bin Abdah, Rasulullah Saw berkata kepada Jibril:
“Wahai Jibril hentikan aku di bidadari yang bermata jelita,
lalu jibril menghentikannya di hadapan bidadari-bidadari bermata jelita. Rasulullah
berkata : “Kalian dari Mana ?”, mereka menjawab : “Kami adalah Istri-istri kaum
mulia yang bertempat tinggal di surga dan tidak pindah daripadanya untuk
selama-lamanya.” Mereka tetap muda dan tidak akan tua selama-lamanya, mereka
selalu bersih dan tidak kotor selama-lamanya.”
Ibnu Mubarak berkata kepada Kami, dari Yahya bin Ayub dari
Abdullah bin Zukhar, dari Khalid bin Imran dari Ibnu Abbas RA:
“Pada suatu hari kami sedang mengobrol dengan Ka’ab, Beliau
berkata : ‘Jika tangan Bidadari Surga yg bermata Jelita di turunkan dari langit
menuju bumi, maka akan menerangi penghuni bumi sebagaimana matahari menerangi
penghuni dunia’. Ibnu Abbas berkata : “Tadi engkau berkata tangannya, bagaimana
kalau wajahnya, warna kulitnya yang putih dan
pesona dan kecantikannya?”
Diriwayatkan dari Hadist Hasan bin Athiyah dari Ibnu Mas’ud
ra, berkata :
“Di surga terdapat bidadari yang bermata jelita yang bernama
Lu’bah, semua bidadari surga kagum kepadanya. Mereka menepuk bahu Lu’bah dan
berkata : “Betapa bahagianya engkau wahai Lu’bah, sesungguhnya apabila pemburu
surga mengetahui keberadaanmu, pasti mereka akan serius mengerjakan amal
Shaleh. Diantara kedua matanya tertulis : “Barangsiapa ingin mendapatkan istri
di surga seperti aku, maka hendaklah ia berbuat untuk mencari ke-ridhaan Rabb
ku.”
Dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, saya
pernah mendengar Ibnu Abbas berkata,
“Sekiranya Bidadari Surga mengeluarkan telapak tangannya di
bumi, maka akan membuat penduduk dunia kagum karena saking bagus dan indahnya.
Jika ia mengeluarkan tutup kepalanya, maka matahari pada saat bersinar terang
akan berubah menjadi lampu yang kecil yg tidak lagi terlihat cahayanya, jika ia
mengeluarkan wajah nya yg cantik, maka kecantikan wajahnya akan menyinari
langit dan bumi.”
Ibnu Mubarak berkata dari Auza’i dari Yahya bin Abu Katsir
yang berkata : “Sesungguhnya bidadari yang bermata jelita, menunggu
masing-masing di pintu surga, Mereka berkata : “Duhai lama sekali kami menunggu
kedatangan kalian”. Kami selalu riang dan tidak cemberut selama-lamanya, kami
tetap tinggal bersamamu dan tidak akan berpisah selama-lamanya, kami tetap
kekal dan tidak akan mati selama lamanya”, Bidadari tersebut berkata dengan
suara paling merdu yang belum pernah didengar oleh telinga. Kemudian ia berkata
: “Engkau adalah kekasihku dan Aku adalah kekasihmu.”
Negeri islam Suriah adalah negeri yang diberkati oleh Alloh, malaikat Alloh membentangkan sayap disana. Banyak bidadari yang cantik jelita mengantri menunggu para pejuang syuhada.
Taqobbalallah ya Syuhada! Allahu Akbar!!!
Video amatir ini terekam ketika terjadi aksi Amaliyah
Istisyhadi, sebelum beliau berjibaku cahaya dari langit menghampirinya dan
lantas ledakan pun terjadi dengan selubung putih menaungi beliau.
Ya Allah... hanya kepada mu kami kembalikan kejadian ini,
benarlah apa yang Engkau Firmankan tiada keraguan di hati kami.
Video aksi istisyhadiyah yang disambut cahaya bidadari tertangkap kamera
Sesungguhnya Kematian yang Paling tinggi Derajatnya disisi Allah adalah Seorang yg Shahid - Mati membela Agama Allah (Syuhada) :
Rasulullah bersabda :
"Seorang yg mati syahid diberi 6 perkara pada saat tetesan darah pertama mengalir dari tubuhnya, yaitu semua dosanya diampuni (tertebus), diperlihatkan tempatnya di surga, dikawinkan dengan bidadari, diamankan dari kesusahan dan kedahsyatan yg besar pada hari kiamat, diselamatkan dari siksa kubur dan dihiasi dengan pakaian keimanan"
(HR. Bukhari)
Detik-detik kematian Syuhada di Suriah VIDEO
Rasulullah bersabda :
"Seorang yg mati syahid diberi 6 perkara pada saat tetesan darah pertama mengalir dari tubuhnya, yaitu semua dosanya diampuni (tertebus), diperlihatkan tempatnya di surga, dikawinkan dengan bidadari, diamankan dari kesusahan dan kedahsyatan yg besar pada hari kiamat, diselamatkan dari siksa kubur dan dihiasi dengan pakaian keimanan"
(HR. Bukhari)
"Seseorang yg mati syahid dapat memberi syafaat (pertolongan) kepada 70 anggota keluarganya di hari kiamat"
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
"Seseorang yg mati syahid dapat memberi syafaat
(pertolongan) kepada 70 anggota keluarganya di hari kiamat"
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Para Syuhada (orang-orang yang gugur dalam peperangan
membela agama) tidak akan di tanya di Alam Kuburnya. Dalam sebuah hadist
disebutkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam,
“Ya, Rasulullah! Mengapa orang yang syahid tidak mengalami fitnah
kubur seperti orang-orang mukmin yang lain?”
Sebagai penjelasannya
“Cukuplah luka-luka akibat pedang di
kepalanya sebagai fitnahnya.”
(Sunan Nasai, No. 2053, hadist itu telah disahkan
kebenarannnya oleh Syekh Albani)
HARI QIYAMAT [KIAMAT]
Oleh: Zahra Sauqiyah
Ketika bicara tentang hari kiamat, maka yang terbayang oleh kita adalah azab yang sangat pedih, ketakutan, yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata yang dapat menghentakkan hati karena kengerian yang ada di dalamnya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikannya ), maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.Hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikannya ), maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”(QS. Al-Qaari’ah:1-11)
Sungguh sangat menakutkan pada hari itu, tidak ada teman, tidak ada keluarga, saudara,
suami, istri, anak, semua sibuk dengan diri masing-masing. Wal ‘iyadzu billah..
Di alam barzah atau alam kubur saja tidak bisa dibayangkan bagaimana kita menghadapi pertanyaan Malaikat-Malaikat Allah Subhanahu wa ta’ala, bagaimana kita hidup sendiri di alam yang gelap yang kita tidak pernah tahu bagaimana kita melewati hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sampai datangnya hari pembalasan.
Dari Hani, hamba sahaya Utsman bi Affan, berkata bahwa utsman bin Affan radhiyallahu‘anhu jika berdiri di atas kubur, ia menangis hingga janggutnya basah. Kemudian ada yang bertanya kepadanya,
“Mengapa engkau ketika mengingat surga dan neraka tidak menangis, tapi ketika mengingat kubur engkau malah menangis?”
Ia menjawab, “Karena saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, ‘Kubur adalah satu tempat pertama dari tempat-tempat akhirat, maka siapa yang selamat darinya, niscaya fase yang setelahnya akan lebih mudah. Dan jika ia tidak selamat darinya, niscaya fase yang setelahnya akan lebih sulit dari itu.‘ Dan beliau bersabda pula, ‘Saya tidak melihat sesuatu pemandangan yang lebih menakutkan dibandingkan kuburan.’ ”
(HR At-Tirmidzi)
Jika hal ini berkaitan dengan kubur, bagaimana halnya dengan hari kiamat yang di dalamnya akan terjadi pengumpulan manusia di padang mahsyar, hisab, timbangan, haudh, syafaat, neraka dan surga?
Bagaimana manusia dikumpulkan pada hari kiamat itu?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam tiga kelompok:
kelompok orang yang berjalan kaki, kelompok orang yang berkendaraan, dan kelompok orang yang diseret dengan wajah mereka di bawah.“
Ada yang bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana mereka berjalan dengan wajah di bawah?”
Beliau bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala yang membuat mereka berjalan di atas wajah mereka. Tapi mereka menggunakan wajah mereka untuk menapaki jalan yang bergelombang dan penuh duri. “
(HR Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi )
Astaghfirullah…
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan rahmat kepada kita agar selamat dan dijauhkan dari azab pada hari itu. Aamiin Allahumma Aamiin.
Wallahu a’lam bishshowab.
Hijrah
15.29
New Google SEO
Bandung, IndonesiaDi alam barzah atau alam kubur saja tidak bisa dibayangkan bagaimana kita menghadapi pertanyaan Malaikat-Malaikat Allah Subhanahu wa ta’ala, bagaimana kita hidup sendiri di alam yang gelap yang kita tidak pernah tahu bagaimana kita melewati hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sampai datangnya hari pembalasan.
Dari Hani, hamba sahaya Utsman bi Affan, berkata bahwa utsman bin Affan radhiyallahu‘anhu jika berdiri di atas kubur, ia menangis hingga janggutnya basah. Kemudian ada yang bertanya kepadanya,
“Mengapa engkau ketika mengingat surga dan neraka tidak menangis, tapi ketika mengingat kubur engkau malah menangis?”
Ia menjawab, “Karena saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, ‘Kubur adalah satu tempat pertama dari tempat-tempat akhirat, maka siapa yang selamat darinya, niscaya fase yang setelahnya akan lebih mudah. Dan jika ia tidak selamat darinya, niscaya fase yang setelahnya akan lebih sulit dari itu.‘ Dan beliau bersabda pula, ‘Saya tidak melihat sesuatu pemandangan yang lebih menakutkan dibandingkan kuburan.’ ”
(HR At-Tirmidzi)
Jika hal ini berkaitan dengan kubur, bagaimana halnya dengan hari kiamat yang di dalamnya akan terjadi pengumpulan manusia di padang mahsyar, hisab, timbangan, haudh, syafaat, neraka dan surga?
Bagaimana manusia dikumpulkan pada hari kiamat itu?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam tiga kelompok:
kelompok orang yang berjalan kaki, kelompok orang yang berkendaraan, dan kelompok orang yang diseret dengan wajah mereka di bawah.“
Ada yang bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana mereka berjalan dengan wajah di bawah?”
Beliau bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala yang membuat mereka berjalan di atas wajah mereka. Tapi mereka menggunakan wajah mereka untuk menapaki jalan yang bergelombang dan penuh duri. “
(HR Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi )
Astaghfirullah…
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan rahmat kepada kita agar selamat dan dijauhkan dari azab pada hari itu. Aamiin Allahumma Aamiin.
"Barang siapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata." (QS. Al-An’am: Ayat 16)
Wallahu a’lam bishshowab.