"Jadilah kamu orang yang mengajar, atau belajar, atau pendengar, atau pecinta (ilmu) dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima (tidak mengajar, belajar dan tidak cinta ilmu), maka kamu akan hancur."
(Hadits Riwayat Baihaqi)
Home » , , , » Islam menentang Rasisme

Islam menentang Rasisme


Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya, selanjutnya..


Bahwa rasisme sangat tertolak bagi setiap orang berakal di muka bumi ini; karena ia lahir atas dasar perpecahan antar umat manusia yang membedakan warna kulit, bangsa, ras, tsaqafah, bahasa atau kedudukan, dan itu semua dapat melahirkan dan menumbuhkan jiwa kebencian antara sesama manusia, dan mendorong pada meletupnya api perang dan permusuhan yang tiada henti di tengah umat dan bangsa, sebagaimana hal tersebut juga yang membuat penderitaan mayoritas manusia sepanjang sejarahnya. Karena itu, hingga saat ini hal tersebut masih dirasakan pengaruhnya, bekas-bekasnya dan buah pahitnya akibat rasisme.

Padahal seluruh agama dan syariat samawiyah telah menyeru untuk berada pada prinsip ukhuwah insaniyah, adanya persamaan antar sesama manusia, terutama Islam dan Al-Qur’an yang merupakan pedoman dakwah ini, dengan bentuk yang berbeda dengan sebelumnya, dan tidak pernah diterapakan persamaan ini dalam bentuk yang real sebagaimana yang telah diterapkan oleh Rasulullah saw dan orang-orang yang beriman bersamanya.


Al-Qur’an telah menetapkan bahwa manusia berada dalam satu keluarga besar yang telah diciptakan oleh Allah SWT:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak”. (An-Nisa:1)


Islam juga menetapkan bahwa perbedaan bahasa dan warna serta keturunan merupakan salah satu fenomena kekuasaan Allah (sunnatullah) , bukan berdasarkan akan jauh atau dekat, lebih baik atau lebih istimewa, karena seluruhnya adalah sama dalam masalah hak, dan kewajiban mereka adalah saling mengenal, saling bekerja sama untuk mewujudkan kebahagiaan hidup

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal“. (Al-Hujurat:13)


Dan Islam menolak pengistimewaan individu diantara mereka, karena seluruhnya dihadapan syariat Allah adalah sama, tidak ada keistimewaan kecuali dengan ukuran yang dibawa dan dimiliki oleh hati mereka dalam bentuk kebaikan dan keimanan, dan apa yang dipersembahkan dari tangan-tangan mereka dalam bentuk pemberian dan kebaikan

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
” Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang paling bertaqwa” (Al-Hujurat:13)


Dan Nabi saw bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلاَ لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلاَ لأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى
“Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa Tuhan kalian adalah satu, bapak kalian adalah satu, ketahuilah, tidak kemuliaan untuk orang Arab atas Ajam, dan juga yang ajam atas orang Arab, tidak pula yang merah atas yang hitam, dan yang hitam atas yang merah kecuali taqwa”. (Ahmad)


Dan Islam memberikan sikap yang keras dihadapan sistem kekabilahan jahiliyah yang berada sistem rasisme keji, karena itu nabi saw bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ (أي كِبْر) الْجَاهِلِيَّةِ وَفَخْرَهَا بِالآبَاءِ، أَنْتُمْ بَنُو آدَمَ وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ
“Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian sikap sombong jahiliyah dan bangga dengan nenek moyang, karena kalian adalah anak cucu Adam dan Adam dari tanah”. (Abu Daud)


Bahkan Islam juga menolak untuk hidup, berdakwah dan berjihad di bawah bendera kekabilahan dan fanatisme, karena itu nabi saw bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ، وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ، وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ
“Bukanlah golongan kami orang yang berdakwah pada fanatisme, bukanlah golongan kami orang yang berperang pada fanatisme, dan bukanlah golongan kami orang yang meninggalkan pada fanatisme”. (Abu Daud)


Bahwa rumah tangga nabi saw merupakan contoh dan teladan yang menakjubkan akan hal tersebut, bahwa nabi saw telah menyatukan di bawah perlindungannya antara Quraisy dan bukan Quraisy, sebagaimana beliau menyatukan antara muslimah dan orang yang sebelumnya adalah Nasrani atau Yahudi, menyatukan antara yang miskin dan anak dari kepala suku, dalam rangka melakukan penerapan yang mengagumkan adanya persamaan dan penghapusan secara kongkret akan perpecahan dan rasisme.


Adapun masyarakat muslim juga merupakan contoh yang mengagumkan pada sisi kehidupan antar berbagai bangsa, agama dan suku; karena di dalamnya hidup seorang Bilal dari suku Habsyah bersama dengan Suhaib dari Romawi, bersama dengan Salman Al-Farisi dari Persia, bersama Abu Bakar dari suku Quraisy, dalam persaudaraan yang mengagumkan dan sangat jarang yang tidak akan terulang dalam sejarah, sampai Umar bin Khattab berkata:
أَبُو بَكْرٍ سَيِّدُنَا، وَأْعَتَق سَيِّدَنَا
“Abu Bakar adalah pemimpin kami dan pemerdeka pemimpin kami” maksudnya adalah Bilan Al-Habsyi” (Bukhari),
dan nabi saw juga bersabda tentang Salman Al-Farisi:
سَلْمَانُ مِنَّا آَلَ الْبَيْتِ
“Salman bagian dari kami Alul (keluarga) nabi”. (Thabrani)


Dan nabi saw juga pernah menulis perjanjian Madinah yang dianggap sebagai undang-undang pertama  untuk meletakkan dasar-dasar kehidupan yang baik antar berbagai kelompok di Madinah seperti umat Islam, musyrikin dan Yahudi.


Dan ketika syaitan dari jin dan manusia berusaha ingin menghidupkan rasisme, maka Rasulullah saw dengan segala kekuatannya menyeru pada saat seseorang yang berseloroh: Wahai kaum Anshar! Sementara yang lainnya berkata: “Wahai kaum Muhajirin! Maka nabi saw bersabda:
مَا بَالُ دَعْوَى جَاهِلِيَّةٍ؟!”، وقال: “دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ
“Kenapa gerangan muncul kembali seruan-seruan jahiliyah?! Lalu beliau bersabda: Tinggalkanlah hal tersebut karena sesungguhnya ia adalah kejahatan”. (Bukhari)


Dan ketika menyebar fitnah ini maka nabi saw tidak pernah terlambat untuk segera menyelesaikannya dan memeranginya, baik pada tingkat individu atau masyarakat, karena tidak boleh diremehkan adanya rasisme secara mutlak, karena nabi saw sangat menyadari bahwa rasisme adalah lingkungan yang tidak sesuai dengan keadilan dan persamaan, tidak sesuai dengan ketetapan dengan hak-hak, namun harus saling menghargai perbedaan dan keragaman, bahkan ia merupakan lingkungan pengacau, penjajah dan diskriminasi, mendorong akan kekerasan, reaksi keras, reaktif dan dendam.


Dan peradaban Islam tegak berdiri atas dasar ini, ia merupakan peradaban universal, terdapat di dalamnya berbagai bangsa dan negara, berbagai kelompok agama dan mazhab, berbagai bahasa dan ilmu, tanpa ada pengecualian atau diskriminasi atau pelecehan.


Dan dibawah naungan peradaban yang mulia ini tidak hanya terfokus pada manusia pada warnanya, atau bentuknya, keturunannya atau jenisnya, karena itu seluruh bidangnya terbuka pada berbagai potensi dan kemampuan untuk mendudukkan tingkatan yang sesuai padanya, dan sejarah Islam merupakan saksi nyata akan hal tersebut, karena itu banyak dari golongan warna kulit dan mawali (hamba yang dimerdekakan) mendapatkan posisi pemimpin di tengah masyarakat Islam, dan hal tersebut seperti yang diinginkan oleh Ikhwanul Muslimin untuk disadari dan dipahami oleh mereka yang mengklaim Islam memiliki banyak kekurangan, dan mereka yang menuduh Islam sebagai teroris dan ekstremis, maka apakah telah tiba saatnya para cendekiawan dunia ini memahami hakikat yang dimiliki oleh Islam?!


Peradaban modern yang rasis
Mungkin sangat cocok jika disebutkan bahwa peradaban Modern Barat –sekalipun dari berbagai hal yang telah dilakukan sebagai kemajuan materi- dibangun atas dasar-dasar rasisme, pemimpinnya adalah pemimpin yang diktator yang hanya menerapkan rasisme, dan berdiri dalam rangka mengucilkan bangsa-bangsa lain, terutama Afrika. Etnis cleansing (seperti yang terjadi pada suku Indian di Amerika), kemudian slogan dan propaganda mereka juga rasisme, seperti “jadilah pemimpin wahai warga Inggris dan putuskanlah”“Italia diatas segala-galanya” “Jerman diatas segala-galanya”… etc dari berbagai slogan dan propaganda yang memenuhi Eropa pada abad pertengahan 20, dan ditambah dengan adanya penjajahan Eropa dan perampasan kekayaan negara-negara Islam dan umat Islam mengalami nasib yang buruk dan keji darinya.


Dan bersamaan dengan meningkatnya tuntutan pada beberapa dekade terakhir untuk memerangi rasisme dan menghadapi kebencian dan diskriminasi; maka mayoritas tuntutan ini jauh dari realita, bahkan para pemimpin peradaban berusaha melakukan hal-hal yang baru dengan menerapkan tatanan dunia baru yang melegalkan rasisme dan tingkatan dengan berbagai bentuk dan cirinya, tidak menghormati hak dan harga diri manusia, memonopoli peradaban dan madani untuk dirinya sendiri, melegalkan perpecahan antara berbagai bangsa yang maju, sementara bangsa yang terbelakang tidak memiliki hak sedikitpun, bahkan tidak memiliki hak untuk mendapatkan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, dan yang diinginkan adalah penerapan peradaban dan ilmu-ilmu barat, bahkan pemerintahan Barat banyak yang melakukan tata laksana (sesuai undang-undang mereka namun tidak sesuai dengan undang-undang yang lainnya!), menebarkan gambaran negatif pada Islam dan umat Islam, yang ditujukan langsung pada para pemimpin Arab dan dunia Islam, mempola dukungan yang kuat pada pertikaian akan kebencian dan permusuhan pada yang lainnya; sehingga membantu mereka dalam menyebarkan makna “Islam Phobia” yang bertolak belakang dengan bentuk umum akan penyebaran permusuhan pada umat Islam, dan menjadi bagian yang gamblang akan sikap negatif terhadap warga Arab dan Kaum muslimin.
Dan hal tersebut juga telah mendorong berbagai bangsa dalam berinteraksi dengan logika yang sama dan menyimpang ini, dan menjadikan politik dunia yang dilakukan dalam bentuk standar ganda, maka ketika Yahudi dimusuhi, seluruh  dunia  bangkit membelanya dan tidak ada yang diam, lalu menyebarkan senjata tuduhan pada kaum samiyah (non Yahdui)…etc, namun ketika umat Islam yang dimusuhi atau dibunuh maka Anda akan mendapati mereka diam seribu bahasa, dunia seluruhnya tidak ada yang berbicara dan ragu untuk mendukung, bahkan mereka melakukan komplotan rasisme yang keji, dan contoh kongkret adalah sikap dunia secara umum dan barat secara khusus akan adanya rasisme Yahudi di Palestina; rasisme tersebut yang dipropagandakan pada dirinya dengan begitu jelas, diiringi dengan sikap diam dan ditambah dengan adanya dukungan, motivasi dan sokongan dari berbagai media dan pihak internasional; sehingga semakin mempertegas akan kebohongan dan kedustaan seruan persamaan dan kemerdekaan Barat kecuali rasisme belaka.


Nestapa muslim Uighur di Turkistan Timur dan sikap dunia terhadapnya
Pada salah satu daerah di barat Cina terdapat mayat para syuhada umat Islam
Adanya penyebaran sikap rasisme yang zhalim ini, terdapat kejahatan dan kezhaliman lain yang besar terjadi terhadap warga muslim Uighur di bumi Turkistan Timur, oleh tangan kotor tentara Cina dari Ras Han yang menduduki negara Muslim, yang dibantu oleh kezhaliman penjajah Inggris pada tahun 1878, dan penjajah Rusia pada tahun 1949, kemudian mereka merubah namanya dengan Turkistan Timur, lalu Xin Jiang dengan bentuk penjajahan baru, dan mereka menyebutnya –hingga saat ini masih dinamakan- warga Muslim Uighur, dan terus mendapatkan siksaan yang keji, di hadapan telinga dunia (yang merasa merdeka!) dan penglihatannya, tanpa ada gerak dan reaksi sedikitpun dari lembaga-lembaga internasional atau negara-negara besar, (bahkan tanpa ada gerakan dan reaksi dari negara-negara Islam kecuali Turki), dan seluruhnya merupakan bagian dari rasisme keji, diantaranya:
- Agenda pemurtadan dengan cara kekuatan, pelarangan belajar agama, mobilisasi syiar-syiar agama, penerbitan mushaf-mushaf dan buku-buku Islam, pelarangan wanita menggunakan jilbab, pelarangan berperilaku sesuai dengan hukum-hukum dan syariat Islam
- Penangkapan para ulama dan warga di camp-camp militer dan melakukan penyiksaan keji dan brutal, sehingga banyak yang terbunuh di dalamnya ratusan ribu warga, dan masih ada puluhan ribu pemuka agama dan warga yang menetap di dalam penjara dan tempat penangkapan yang brutal, hanya karena mereka muslim dan berpegang teguh pada jati diri, agama dan sejarah mereka.
- Merampas kekayaan dan kepemilikan pribadi, menghilangkan identitas Turkistan dan identitas Islam, mendeportasi warga Uighur ke luar negeri, dan memindahkan ras Han Cina dan memberikan beberapa kekuasaan dan beberapa urusan kepada mereka di dalamnya, mewajibkan kebijakan Cina dalam berbagai sisi sehingga warga Turkistan tidak bisa mendapatkan jabatan dan kepemimpinan kecuali hanya 10 % saj, dan mayoritas mereka sebagai warga kelas 2 dan 3 saja.
- Menerapkan undang-undang dan kebijakan yang menekan warga Uighur kesempatan untuk mendapatkan pendidikan –khususnya universitas dan pendidikan tinggi lainnya-, kesempatan kerja dan kedudukan yang terhormat, untuk mendorong mereka pada pekerjaan yang hina dan tidak bermartabat seperti pembantu di rumah-rumah dan pekerjaan kasar, dan juga disertai dengan pelarangan memanfaatkan kekayaan alam negeri mereka sendiri.
Pemerintah Cina menerapkan rasisme yang radikal ini dibawah jargon perang melawan teroris, dan berusaha menipu dunia dengan jargon bahwa umat Islam Uighur adalah kelompok ekstrimis dan teroris, dengan memanfaatkan standar ganda kebijakan yang diterapkan oleh dunia, selain itu adanya penerapan yang dilakukan oleh pemerintah Cina ketika melakukan intervensi dalam bentuk datang dan pergi pada sebagian pegawai suku Han Cina, dan memunculkan pertikaian diantara mereka dengan sebagian pekerja Uighur, dengan tuduhan bahwa warga Uighur telah membunuh jumlah besar dari suku minoritas suku Han, padahal kenyataannya adalah bahwa pasukan pemerintah Cina lah yang telah membunuh ribuan warga Uighur dan melakukan ancaman hukuman pada pemimpin mereka dan warga dari mereka.


Sikap negara-negara dan umat Islam terhadap kondisi yang dialami oleh warga muslim Uighur
Kecuali Turki yang mana sikap perdana menteri yang terhormat begitu tegas dan keras disamping tetap berpegang teguh pada kebenaran, dan mengumumkan apa yang terjadi di Turkistan merupakan pembantaian dan etnis cleansing; namun sebagian besar negeri-negeri Islam seakan hilang dari kesadarannya, karena sama sekali tidak berempati terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintah Cina terhadap saudara mereka disana, bahkan sampai lembaga / organisasi konferensi Islam (OKI) sekalipun tidak mengeluarkan keputusan dan menentukan sikap sebagai ganti akan kelemahan yang diderita oleh negara-negara anggota organisasi tersebut.


Padahal setiap umat memiliki kewajiban untuk meninggikan suaranya dan mengeluarkan segala kekuatannya untuk menghentikan pembantaian yang keji dan memberikan hak-hak bagi warga Uighur, khususnya bahwa umat Islam memiliki banyak lembaran-lembaran tekanan ekonomi dan politik atas Cina.


Sebagaimana pemerintah Cina menyadari bahwa titik lemah pemerintahan Islam dan ketidakmampuan dan kelemahanannya bukan berarti bahwa umat Islam akan tetap diam, khususnya bahwa negara-negara Islam merupakan pasar terbesar berbagai kebutuhan hidup produk-produk Cina, dan hal ini akan memberikan peran lembaga-lembaga sosial dan swasta dalam berdakwah untuk menjamin keselamatan orang-orang yang ditindas dan diintimidasi di Turkiskan Timur, dan mengajak publik untuk mengembargo produk-produk Cina tidak pemerintahnya tidak berhenti melakukan etnic cleansing yang dialami oleh saudara kita di Uighur.
Marwah Syarbini dan rasisme menentang hijab (jilbab) wanita muslimah
Marwah Syarbini yang telah berubah sikap berteriak keras melawan rasisme Barat
Inilah gambaran lain yang mengenaskan dan menakjubkan terhadap apa yang menyebabkan kebencian terhadap umat Islam, terhadap apa yang dihasilkan dari adanya propaganda yang terus menerus untuk meisbatkan orang-orang yang zhalim antara kerudung wanita muslim dengan keterbelakangan, dan kita menyaksikan pada beberapa hari yang lalu peristiwa yang mengenaskan dari presiden Perancis yang mengingkari prinsip-prinsip sederhana hak-hak asasi manusia, dan menisbatkan hijab Islam sebagai salah satu bentuk kenistaan wanita, dan dirinya tidak akan memberikan toleransi di negaranya, sebagai bentuk meruntuhkan nilai-nilai sederhana kebebasan manusia yang didengung-dengungkan oleh Barat, dan oleh karena tampak jelas dihadapan para cendekiawan siapakah yang sebenarnya menaburkan benih kekerasan, ekstrimisme, kebencian dan rasisme diantara bangsa?!


Dan masih tampak jelas bagi semua umat akan besarnya toleransi dan kelembutan serta reaksi Islam bersama DR. Marwah Syarbuni yang dibunuh oleh tangan rasisme yang dengki, ditengah diamnya Barat seribu bahasa, mengemuka sampai pada sebagian pemuka di Eropa lainnya, yang telah menulis akan kemunafikan Barat dan yang memenuhi dunia akan teriakan dan kecaman sementara dirinya melihat seorang wanita muda Iran yang terancam dibunuh dalam kondisi politik yang semua kalangan mengetahuinya, ditengah diamnya adanya kejahatan kebencian yang diterapkan di pusat pemerintahan; oleh karena yang terbunuh adalah wanita muslimah yang berpegang teguh pada agama dan hijabnya, dan keyakinannya bahwa tidak akan terjadi reaksi keras dari negara-negara yang loyal kepada negara-negara Barat.



Seruan untuk dialog dan memahami Islam
Bahwa inti terjadinya jurang pemisah dan krisis hubungan antara Islam dan Barat adalah pemahaman yang keliru terhadap hakikat Islam dan prinsip-prinsipnya; sehingga hal tersebut menjadi bagian dalam menisbatkan kata muslim dengan berbagai istilah keji seperti Teroris, ekstrimis, terbelakang, dan jargon-jargon lainnya..!


Boleh jadi para cendikiawan dan kaum moderat di dunia ini belum berhasil memberikan peringatan akan adanya kejahatan besar yang dilakukan para rasisme terhadap umat manusia, sehingga mereka selalu mudah dan cepat melakukan pembunuhan dan menyulutkan api perang, pada saat ada usaha untuk melakukan hubungan, dialog, saling memahami antara dunia Islam, dan memahami Islam dengan sebenarnya, dan menganggapnya sebagai agama yang bersih dan yang menolak rasisme serta memerangi diskriminasi dan kebencian, namun disamping itu juga menyeru pada persatuan manusia dan saling bekerja sama antara manusia dan menyatukan bangsa pada satu kata..


قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
“Katakanlah: “Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. (Ali Imran:64)


Dan awal yang hakiki dalam melakukan dialog adalah totalitas pada kebenaran, pemahaman yang mendalam terhadap peradaban Islam, tidak hanya sekadar menetapkan Barat akan hegemoni dan kekuatannya belaka atas kita, namun dialog yang memberikan kemungkinan terbukanya cara untuk hidup damai tanpa adanya hegemoni, pemaksaan dan kekerasan, atas dasar saling menghormati dan tukar pikiran, senang dalam memberikan kontribusi untuk mengembangkan peradaban manusia sebagai alternatif dari tindakan penghancuran Barat dengan peradaban rasisme, keangkuhan dan kesombongannya.


Demikianlah nilai dialog positif yang dibutuhkan untuk memformulasi hubungan baru antara Barat dan Islam, dan hubungan ini membutuhkan kita sebagai umat Islam dalam mengembangkan sumber kekuatan Islam, dan mengeksplorasi berbagai potensi umat; untuk ikut serta dalam membangun dunia baru diatas keadilan dan persamaan, menolak rasisme, kesombongan dan fasisme, karena itu; apakah para cendekiawan seluruh bangsa memahami permasalahan ini sebelum hilang kesempatan berharga?!


Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah
Shalawat dan salam semoga tercurah pada nabi kita, Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya.
Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

Thanks for reading & sharing Subhanallah

Previous
« Prev Post

Total Pengunjung Laman

Origins Truth. Diberdayakan oleh Blogger.