Laman sebelumnya.... Rosulullah saw bertanya: “Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?” Jawab Iblis: “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi kepada Iblis
Rosulullah saw : “Jika
umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Iblis menjawab : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan
tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Rosulullah saw: “Jika
umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Iblis menjawab : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling
besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah
cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita.
Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan
digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia
berpuasa.
Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi,
yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam
memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa
ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka.
Bahkan semua pintu
neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan
angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam
syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah
sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan
ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta
dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam.
Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami.
Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar
tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa
sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa
takut dibandingkan bulan biasanya”.
Rosulullah saw : “Hai
Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Iblis menjawab : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku.
Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada
mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti
bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat
petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak
dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya
atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah
mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu
Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah
menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang
juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang
wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan
seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku
karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah
mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”,
karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan
Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena
lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang
mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak
Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu
sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis
Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah,
niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib pun aku sangat takut karena
hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim
orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua
mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang
pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernah menundukkan kepalanya
kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan
wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri
segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin
ngeri kepadanya”.
Rosulullah saw : “Bagaimana
tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam.
Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”.
Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”.
Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar,
syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan
kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta
dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke
dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja
mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau
menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan
malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan
apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal,
tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya.
Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya
dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada
yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Rosulullah saw : “Siapa
yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci
orang yang belajar agama Islam”.
Rosulullah saw: “Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Iblis menjawab : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi
palsu dan suka ingkar janji”.
Rosulullah saw : “Apa
yang kau rahasiakan dari umatku?”
JIblis menjawab : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak
membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke
badannya tanpa dia sadari”.
Rosulullah saw : “Jika
umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan
isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika
tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku
dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat
maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya
sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap
makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka
merasa kenyang”.
Rosulullah saw : “Apa
yang dapat menolak tipu dayamu?”
Iblis menjawab : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah
bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah,
segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Rosulullah saw : “Siapakah
orang yang paling engkau sukai?”
Iblis menjawab : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau
mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di
situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada
bulu itu”.
Rosulullah saw : “Hai
Iblis! Siapakah saudaramu?”
Iblis menjawab : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang
yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku
lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib
dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Rosulullah saw : “Apa
yang dapat membinasakan dirimu?”
Iblis menjawab : “Orang yang banyak menyebut nama Allah,
bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus
Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Rosulullah saw : “Hai
Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Iblis menjawab : “Orang yang duduk di dalam masjid dan
beri’tikaf di dalamnya”.
Rosulullah saw : “Apa
lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Iblis menjawab : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya,
mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup,
karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat
Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)
Thanks for reading & sharing Subhanallah