Menyayangi sesama makhluk Allah S.W.T. adalah sebuah perbuatan yang di anjurkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga kepada binatang...karena mereka juga makhluk Allah yang berhak mendapat kebebasan dan ketentraman dalam hidupnya. Penyiksaan terhadap binatang bukan dengan alasan yang hak dan tergolong perbuatan dosa.
Bahkan dalam perang pun, Rasululloh S.A.W. melarang membunuh
binatang dan merusak tumbuh-tumbuhan...mereka adalah makhluk hidup yang harus
di lindungi dan tidak boleh merusaknya hanya karena alasan duniawi.
Mungkin sebagian kita berpikir, apa gunanya melakukan itu
semua...mereka juga tidak mengerti, padahal di sinilah...kita di ajarkan, bahwa
sebagai makhluk Allah S.W.T., ...mereka juga punya insting untuk mengerti
liku-liku kehidupan yang mereka jalani dalam dunia binatang.
Kita masih ingat sebuah kisah di zaman Yahudi sebelum
kedatangan Islam, seorang wanita mendapat azab dari Allah S.W.T. hanya karena
mengurung seekor kucing tanpa memberi makan dan minum selama tiga hari, yang
mengakibatkan kucing tersebut mati. Dan juga kisah seorang laki-laki yang mendapat
rahmat dari Allah S.W.T., hanya karena memberi minum seekor anjing yang
kehausan dengan menggunakan telapak tangannya karena tidak bisa mengambil air
untuk diminum dari sumur yang dalam.
Juga Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Ketika seorang
laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun
ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang
menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata,
"Anjing ini kehausan seperti diriku". Maka laki-laki itu mengisi
sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik keatas dan memberi
minum anjing itu. Allah SWT memujinya dan mengampuninya". Para sahabat
bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari
binatang...?". Maka Beliau SAW menjawab, "Pada setiap hati yang basah
(lembab), terdapat shadaqah...."
Hal yang sama di sebutkan oleh Rasulullah SAW, “Seorang
Muslim tidak menanam tanaman, hingga memakan dari tanaman itu manusia, binatang
atau burung, kecuali merupakan shadaqah baginya hingga datang hari kiamat."
(Riwayat Muslim)
”Ya Abu Hurairah...sayangilah semua makhluk Allah, maka
Allah akan menyayangimu dan menjagamu dari neraka pada hari kiamat.” Aku
bertanya, “Ya Rasulullah, aku pernah menyelamatkan seekor lalat yang jatuh ke
air.” Jawab Rasulullah SAW, “Allah mencintaimu...Allah mencintaimu...Allah
mencintaimu....”. (Nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasululloh
S.A.W. berkata: "Orang yang penyayang akan di sayangi Alloh, sayangilah
makhluk Alloh yang ada di bumi, maka niscaya engkau akan di sayangi para
penghuni langit".
Hamba Alloh yang memiliki hati yang penyayang terhadap sesama
manusia, termasuk juga kepada binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka itu
menunjukkan kesucian hati dan kedalaman iman mereka kepada Sang Pencipta,
karena percaya bahwa Allah S.W.T. menciptakan hewan dan tumbuhan...tentu untuk
melengkapi kesempurnaan hidup di dunia ini.
Muezza, Nama Kucing Kesayangan Rasululloh S.A.W.
Banyak kisah-kisah tentang kucing (karena kucing memang
binatang yang banyak berkeliaran di sekitar manusia), bahkan Rasululloh S.A.W.
sendiri juga memiliki kucing peliharaan yang bernama Muezza. Setiap Rasululloh
S.A.W. menerima tamu di rumah, Beliau SELALU menggendong muezza (nama
kucingnya) dan di letakkan di pahanya. Beliau pun bahkan berpesan untuk
menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Salah satu sifat Muezza yang paling Nabi sukai adalah :
Muezza selalu bersuara (mengeong) ketika mendengar adzan,
seolah-olah suaranya seperti mengikuti lantunan suara adzan.
Pernah juga saat Rasululloh S.A.W. mau mengambil jubahnya
dan Muezza ketika itu sedang tidur di atasnya, karena tidak ingin membangunkan
kucingnya yang sedang tidur di atas jubahnya, maka Nabi pun memotong belahan
lengan yang di tiduri oleh Muezza, betapa sayangnya dan mulianya akhlak
Rasululloh S.A.W.....
Apabila Rasululloh S.A.W. pulang ke rumah, Muezza terbangun
dan menunduk kepada majikannya. Dan sebagai balasan, Rasululloh S.A.W.pun
membalas dan menyatakan kasih sayangnya...dengan mengusap lembut ke badan
kucing itu.
Rasululloh S.A.W. menekankan di beberapa haditsnya, bahwa
kucing itu tidaklah najis...dan bahkan diperbolehkan untuk berwudhu dengan
menggunakan air bekas minum kucing, karena memang suci.
Riwayat Hadits Tentang Rasulullah SAW dan kesucian Kucing
Hadits Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu
Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.
Dan pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lalu ia menuangkan
air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah...”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran...?”
Ia menjawab, “Ya...”
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda :
“Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling
di rumah (binatang rumahan)”.
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dari Ali bin Al-Hasan...dan Anas yang
menceritakan bahwa Rasululloh S.A.W. pergi ke Bathhan, suatu daerah di Madinah.
Lalu,Rasululloh S.A.W. berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu
untukku ke dalam bejana...”
Lalu Anas menuangkan air ke dalam bejana. Dan ketika sudah
selesai, Rasululloh S.A.W. menuju bejana. Namun seekor kucing datang dan
menjilati air yang berada dalam bejana tersebut. Melihat hal itu, lalu
Rasululloh S.A.W. berhenti...sampai kucing tersebut berhenti minum dari air
bejana, lalu Rasululloh S.A.W. berwudhu dengan air dalam bejana yang baru saja
di minum oleh seekor kucing.
Kemudian Rasululloh S.A.W. ditanya mengenai kejadian
tersebut, maka Beliau menjawab :
“Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga...ia tidak
dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis....”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan, bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada
bubur. Datanglah seekor kucing, lalu kucing tersebut memakan sedikit bubur
tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, lalu Aisyah membersihkan
bagian yang dimakan kucing...dan Aisyah memakannya.
Rasululloh S.A.W. bersabda, “Ia (kucing) tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasululloh S.A.W.berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkan oleh Malik, Ahmad dan Imam hadis yang
lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang yang lidah, jilatan, badan,
keringat dan bekas dari sisa makanannya adalah suci bersih.
Thanks for reading & sharing Subhanallah