Syi’ah: bahwa Taqiyah wajib dilakukan. Jadi taqiyah adalah salah satu prinsip agama mereka. Taqiyah dilakukan kepada orang selain Syi’ah, seperti ungkapan bahwa Al Quran Syi’ah adalah sama dengan Al Quran Ahlus Sunnah. Padahal ungkapan ini hanyalah kepura-puraan mereka. Mereka juga bertaqiyah dengan pura-pura mengakui pemerintahan Islam selain Syi’ah.
Menurut Ali Muhammad Ash Shalabi, taqiyah dalam Syiah ada
empat unsur pokok ajaran;
Pertama, Menampilkan hal yang berbeda dari apa yang
ada dalam hatinya. Kedua, taqiyah
digunakan dalam berinteraksi dengan lawan-lawan Syiah. Ketiga, taqiyah
berhubungan dengan perkara agama atau keyakinan yang dianut lawan-lawan.
Keempat, digunakan di saat berada dalam kondisi mencemaskan.
Menurut Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam
Internasional Qiblati, ciri-ciri pengikut Syi’ah sangat mudah dikenali, kita
dapat memperhatikan sejumlah ciri-ciri berikut:
01. Mengenakan songkok hitam dengan bentuk tertentu. Tidak
seperti songkok yang dikenal umumnya masyarakat Indonesia, songkok mereka
seperti songkok orang Arab hanya saja warnanya hitam.
02. Tidak shalat jum’at. Meskipun shalat jum’at bersama
jama’ah, tetapi dia langsung berdiri setelah imam mengucapkan salam.
Orang-orang akan mengira dia mengerjakan shalat sunnah, padahal dia
menyempurnakan shalat Zhuhur empat raka’at, karena pengikut Syi’ah tidak
meyakini keabsahan shalat jum’at kecuali bersama Imam yang ma’shum atau
wakilnya.
03. Pengikut Syi’ah juga tidak akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan
salam yang dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa
kali.
04. Pengikut Syi’ah jarang shalat jama’ah karena mereka
tidak mengakui shalat lima waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu
saja.
05. Mayoritas pengikut Syi’ah selalu membawa At-Turbah
Al-Husainiyah yaitu batu/tanah (dari Karbala – redaksi) yang digunakan
menempatkan kening ketika sujud bila mereka shalat tidak didekat orang lain.
06. Jika Anda perhatikan caranya berwudhu maka Anda akan
dapati bahwa wudhunya sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
07. Anda tidak akan mendapatkan penganut Syi’ah hadir dalam
kajian dan ceramah Ahlus Sunnah.
08. Anda juga akan melihat penganut Syi’ah banyak-banyak
mengingat Ahlul Bait; Ali, Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.
09. Mereka juga tidak akan menunjukkan penghormatan kepada
Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas sahabat dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu
anhum.
10. Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak langsung
berbuka puasa setelah Adzan maghrib; dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti
Yahudi yaitu berbuka puasa jika bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan
kata lain mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. (mereka juga
tidak shalat tarwih bersama kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai bid’ah)
11. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan
menimbulkan fitnah antara jamaah salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka
mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain salaf.
Ini tentu tidak benar.
12. Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah
memegang dan membaca Al-Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk
taqiyyah (kamuflase), karena Al-Qur’an yang benar menurut mereka yaitu
al-Qur’an yang berada di tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
13. Orang Syi’ah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya
menampilkan kesedihan di hari tersebut.
14. Mereka juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita
khususnya para mahasiswi di perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai
langkah awal untuk memenuhi keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita
tersebut bila nantinya mereka menerima agama Syi’ah. Oleh sebab itu Anda akan
dapati;
15. Orang-orang Syi’ah getol mendakwahi orang-orang tua yang
memiliki anak putri, dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syi’ah
sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut
baik dengan sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika ada
seorang yang ayah yang menerima agama Syi’ah, maka para pengikut Syi’ah yang
lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk dimut’ah. Tentunya setelah
mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut’ah. Semua kemudahan, kelebihan, dan
kesenangan terhadap syahwat ini ada dalam diri para pemuda, sehingga dengan
mudah para pengikut Syi’ah menjerat mereka bergabung dengan agama Syi’ah.
Ciri-ciri mereka sangat banyak. Selain yang kami sebutkan di
atas masih banyak ciri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk
menjelaskan semuanya di sini. Namun cara yang paling praktis ialah dengan
memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika Anda mencela Khomeini
dan Sistani, tapi bila Anda menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan
Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak ada sedikitpun
tanda-tanda kegundahan di wajahnya.
Akhirnya, dengan hati yang terang Ahlus Sunnah dapat
mengenali pengikut Syi’ah dari wajah hitam mereka karena tidak memiliki
keberkahan, jika Anda perhatikan wajah mereka maka Anda akan membuktikan
kebenaran penilaian ini, dan inilah hukuman bagi siapa saja yang mencela dan
menyepelekan para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para ibunda
kaum Musliminradhiyallahu anhunn yang dijanjikan surga oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Kita memohon hidayah kepada Allah untuk kita dan mereka semua.
Wallahu a’lam.
Thanks for reading & sharing Subhanallah